Joko Camat Arjasari menjelaskan pada jayantaranews.com saat di minta keterangan ksmis 13-05-18 pukul: 14:00 wib, terkait pabrik dan industri nakal di wilayahnya. Dirinya menjelaskan " sidak yang di lakukan bersama ini, di pimpin oleh Dansektor 21, Kapolsek, sarpol pp, dan rekan semua, membuktikan secara bersama-sama bahwa kita sangat mendukung program pusat, Citarum Harum.
Saya selaku camat arjasari " bahwa limbah adetex yang mencemari sungai, langsung di tutup salurannya, dan di harapkan tidak terjadi lagi, karena merugikan, masalah adetex yang bermasalah limbahnya, tidak ada masalah dengan ijinnya, papyrus juga tidak ada masalah dengan ijinnya, dan punya pengolaan ipal nya juga kok, terkait rekomondasi refresh izin, sudah bukan camat lagi, mereka sudah langsung soreang " tutur joko.
Camat Pameungpek Asep Suryadi, " memang saya tidak dominan dalam hal ini, karena saya hadir dalam sidak ini jelas, hubungannya dengan citarum harum, karena limbah dari adetex dan papyrus melewati sungai yang menjadi wilayah saya, saya ingin citarum kedepannya bisa di pakai anak-anak bermain, bisa ngojay, main air, karena dulu airnya aman dari limbah, yah saya sangat peduli sekali " pungkasnya.
Menurut Kolonel Yusep selaku Dansektor 21 dalam pemantauan dan penemuannya di lapangan, Pt. Adetex dan Pt. Papyrus Sakti Jl. Raya Banjaran Kabupaten Bandung, menarik kesimpulan bahwa pt adetex lebih kotor dalam membuang limbahnya ke sungai. Dalam diskusi mediasi terbuka di lingkungan pabrik papyrus, terlihat sample satu botol air limbah papyrus dengan warna putih susu, yang menurut perusahaan tersebut memenuhi baku mutu.
Menurut Yusep, bila mau buang limbah ke sungai harus sudah bersih dan jernih, terkait siapa yang hadir di perusahaan tersebut, Satgas citarum tidak terlalu peduli, yang penting limbah yang di buang ke sungai harus sudah dalam keadaan bersih, " jelasnya.
By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)
No comments:
Post a Comment