Wednesday, December 27, 2017

WISATA KAWAH PUTIH CIWIDEY TAK BUAT PENGUNJUNG PUAS, JALAN WISATA RUSAK BERAT

Siapa yang tak kenal Wisata Alam Kawah Putih Ciwidey Kabupaten Bandung yang terletak di Jl Raya Soreang Ciwidey Km 25 Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey, nuansa alam yang eksotik ini menyajikan ciri khas yang berbeda, danau kawah belerang yang hijau dengan bau belerang menyengat hidung. Momen seperti ini di manfaatkan oleh penjual masker khusus di area wisata, pengunjung tidak di paksa untuk beli masker, tergantung kebutuhan saja.

Pengunjung pakai masker di gunakan hanya sebagai filter pernafasan, untuk mengurangi bau belerang yang menyengat hidung saat di hirup, karena udara sudah tercampur dengan belerang di sekitar kawah. Sangat di sayangkan Pengelola Wisata Alam Kawah Putih tidak menyediakan masker gratis pada wisatawan pengunjung, dengan harga tiket masuk 25.000 per orang, seharusnya sudah free masker.

Saat di konfirmasi kantor pengelola wisata minggu 24-12-17 pukul: 11:40 wib, Hendri yang saat itu belum bisa di temui, karena sibuk dalam pemantauan area wisata, karena membludagnya pengunjung wisatawan saat liburan panjang. Penjual masker mengambil keuntungan 5 sampai 10 kali lipat kepada pengunjung wisatawan, kerena dengan harga 5000 per satu masker, yang biasa di jual 500 atau 1000 rupiah, menjadi keuntungan tersendiri.

Rawannya medan menuju ke lokasipun menjadi tantangan pengunjung wisata, pasalnya infrastruktur yang rusak berat dan jalan yang menanjak, membuat kendaraan tersengal, dan ada pula yang mogok, akibat kondisi fisik kendaraan yang kurang bagus, dengan masuk area wisata di stop untuk di periksa, tapi tidak dengan pulangnya. Karena banyak kendaraan lalu lalang bebas pulang begitu saja tanpa ada pemeriksaan keamanan saat pulang, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hal yang tidak di inginkan.

Dalam meraup keuntungan wisata kawah putih cukup smart, dengan membuat akses jalan jembatan apung di atas kawah, hanya untuk selfi berfoto ria saja di kenakan tarif 10.000 rupiah per orang, dan ini cukup fantastic, dan sangat di sayangkan wisata yang cukup di kenal ini infrastruktur jalan hancur, dan area wisata alam kawah putih ini kurang tertata apik oleh pengelola.




By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

Tuesday, December 26, 2017

BABAN BANJAR CAMAT RANCAEKEK KAB BANDUNG AROGAN SAAT MENOLAK DI WAWANCARA WARTAWAN

Kantor Kecamatan Rancaekek dalam posisi perawatan dan pembangunan, yang saat ini masih dalam pekerjaan menelan anggaran 160 juta, menurut sekcam (Iwan) harus transparansi cerdas, jangan transparasi stupid, ada yang di buka dan ada yang di tutup, guna meningkatkan pelayan publik yang maksimal, bagaimana bisa nyaman di kantor bila kantornya juga tidak nyaman, dan ini memang untuk meningkatkan pelayanan serta kenyamanan staff, sekaligus memberikan rasa nyaman terhadap pelayanan publik "tutur Iwan.

Ketika di tanya tentang persolanan Desa Nanjungmekar selasa 19-12-17 pukul: 12:55  wib, sekcam (iwan) menjelaskan, pihak kecamatan hanya memfasilitasi saja, dari Plt Kades yang bermasalah, terkait pekerjaan yang memakai anggaran desa saat itu, sudah di kembalikan, sesuai dengan perjanjian di bulan oktober 2017, adapun besar kecilnya saya tidak tahu, intinya selesai sudah dan tidak ada masalah, karena sudah Kades yang baru, saat di tanya kembali, terkait transparansi pembangunan yang tidak pakai papan proyek itu, sekcam iwan berlalu pergi, dengan alasan ada komandan di bawah.

Ketidak puasan akan wawancara pada sekcam yang berlalu pergi begitu saja,  akhirnya harus menemui camat, sebagai pelengkap keterangan.  Hal hasil Baban Banjar selaku camat rancaekek sudah berkomunikasi dengan sekcamnya, dan berkata,  " tadi sudah ketemu sekcam, yah sama saja gak perlu lagi nanya saya,  masa harus di tanya lagi, dan lagi apa memang harus transparan secara detail, gak juga harus lah, karena ada batasan juga,  kan kamu hanya wartawan " ungkapnya ", sambil menuju ruangan camat.

Saat di ruangan Babanpun menolak untuk di rekam terkait wawancara, saya gak mau di rekam-rekam, bila silahtuhrohim boleh, ngobrol biasa,  bila di rekam sudah gak usah, toh masalah apa lagi, masa saya harus meladeni wartawan yang nanya-nanya terus, bukan Inspektorat atau KPK, cuma wartawan, harusnya cari tahu saja, saya cape,  jangan nanya saya, kan saya juga masih banyak kerjaan yang lain, memangnya buat apa..?, dengan sinis, tanpa mau mendengar apa yang mau di tanyakan detail pada dirinya, Baban sepertinya tidak mau di tanya terkait desa nanjungmekar, yang mestinya dia menjawab secara profesional selaku pejabat publik.

Kembali pertanyaan di lontarkan, Baban Banjar Camat Rancaekek tak tahan emosi dan meledak, dia berlalu, dan membuka pintu,  seakan-akan mengusir, dan mengakhiri wawancara, berjalan menuju aula kecamatan, untuk menghindar, yang saat itu banyak di saksikan beberapa orang,  termasuk Yopi (wartawan) tabloid, sempat di tegur secara lantang oleh baban "yopi eta rarencangan wartawan tong bawa kadie", sontak mereka yang ada di aula kaget, dengan kondisi baban seperti itu, dan berdiri.

Di saksikan jelas beberapa orang yang ada, termasuk satpol pp, baban menolak keras di wawancara dengan nada gemetar dan melotot,  menunjukan dirinya selaku pejabat publik yang ekstrem dan Arogan, tidak sepantasnya etika sosok baban selaku pejabat publik kecamatan seperti itu, dengan lantang menjawab, bahasa sunda "embung" tidak mau di wawancara, sampai yang lain melerai untuk masing-masing mendinginkan suasan, di khawatirkan baban yang sedang naik pitam ini, bertindak berlebihan, karena emosinya.






By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

Saturday, December 16, 2017

PEDULI SUNGAI CITARUM HARUM DALAM MERAWAT KEBERSIHAN SUNGAI HARUS MAKSIMAL "Kembalikan Sungai Citarum Harum Agar DUNIA Kagum"

Dalam menyingkapi kepedulian terhadap lingkungan khususnya Sungai Citarum yang menjadi kebanggaan jawa barat, yang telah tercemar limbah cukup kronis dari hulu sampai hilir, lahan hijau hutan yang nyaris gundul,  harus segera di tangani dan di urai bersama. Pemerintah menggelar bersama dan melibatkan stek holder yang lain, termasuk masyarakat peduli sungai. Acara berjalan di Gedung Graha Manggala Siliwangi Jl Aceh No 66 Sumur Bandung, sabtu 16-12-17 pukul: 08:00 wib, dalam tema Citarum Harum. Hadir Menko Maritim,  Staff Kepresidenan, Gubernur Jabar, Pangdam III Siliwangi, Kapolda Jabar, BBW, DLH Jabar, KLH, Bupati dan Walikota Bandung, untuk menuntut lebih serius dan tegas dalam penanganannya.

Walikota Bandung Ridwan Kamil dengan sapaan kang emil menjelaskan, kurangnya SDM dalam penanganan kebersihan di kota bandung menjadi kendala,  membuat kang emil menambahkan sekitar 3000 tenaga sdm, untuk menangani kebersihan di kota bandung, dan PD Kebersihan menangani khusus sampah besar, dan kota bandung juga menyediakan drum untuk tempat sampah di masyarakat bandung. Kang Emil juga menganjurkan pada masing lurahnya untuk permalukan saja warga kota bandung yang buang sampah sembarangan, khususnya ke sungai, dan jadikan spanduk untuk di pasang,  agar setiap tetangganya lihat. Gagasan walikota terkait penanggulangan kebersihan di sungai pernah di tolak oleh BBWS, pada saat bbws yang lalu, kerena menurutnya ide saya sangat bagus, tapi di tolak, Kang emil juga menyiapkan exapator kecil dalam penanggulangan sungai citarum, untuk mengurangi kedangkalan sungai, dan ini untuk masing-masing Kecamatan di Kota Bandung" pungkasnya.

Menurut paparan Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto, Das Citarum sepanjang 269 km,  kapolda sudah memantau pada minggu lalu, dan kondisi real juga terjadi jelas pencamaran limbah ke sungai citarum secara berkala, dan banyak juga tanaman yang di tebang menjadi hutan gundul, dalam pengawasan terkait pencemaran lingkungan, tentunya harus menegakkan peraturan, dan saya yakin bila perusahaan sebagai pelaku usaha mau menempuh izin lebih dulu, maka citarum tidak akan kotor seperti sekarang ini, dan bila ada tindak pidana maka saya akan proses tindak pidananya, saya selaku kapolda sudah berkomitmen dengan bapa gubernur jawa barat, saya siap membantu siapa saja, saya juga siap pertaruhkan jabatan saya, "tegasnya.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, mengenai Citarum Harum dan bersih,  harus ikut semua elemen untuk peduli lingkungan, jangan buang sampah sembarangan ke sungai, industri juga harus sadar jangan buang limbah ke sungai langsung, walau faktanya memang masih ada dan bandel, mungkin 6 bulan kedepan sudah maksimal, dan insya allah ada hasil yang cukup signifikan, karena sekarang kita sudah sama sama dan bekerja sama dari semua instansi dari pusat sampai bawah, untuk lebih perhatikan aliran sungai, kalau dulu belum bekerja sama, perusahaan industri yang masih bandel akan di berikan peringatan dan teguran, masih bandel juga akan dilakukan tindakan tegas, sekarang kan sudah bekerja sama semua dan TNI juga memantau langsung karena Pangdam III Siliwingi Mayjen Doni Monardo selalu melakukan pemantauan,  dan seperti apa yang di ungkapkan Kapolda Jabar, rawat sungai citarum bersama, karena air sumber kehidupan " tutur aher.





By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

Friday, December 8, 2017

MADRASAH DINIYAH NURUL FAALAH BUTUH SENTUHAN SERIUS DEMI PENDIDIKAN MAJU

Madrasah Diniyah Nurul Faalah dengan tanah wakaf luas 145 m3 atau yang di kenal juga Mesjid Al Faalah, yang berlokasi di Jl.Mengger Girang IV Rt05/08 Kelurahan Pasirluyu Kecamatan Regol Kota Bandung, membutuhkan sentuhan dari pemerintah setempat, dengan memperhatikan betul demi meningkatkan kualitas pendidikan dini.

Saat di konfirmasi langsung kamis 07-12-17 pukul: 11:15 wib, Dati Daniati yang sedang mengajar Paud menjelaskan, bahwa Madrasah Diniyah Nurul Faalah memiliki murid 400 siswa, dari SMP dan SMA, jam belajar normal setiap hari, hanya saja belajar cuma 1 jam, mulai sore pukul: 15:30 wib sampai malam pukul: 21:00 wib, dengan pengajar hanya 28 orang " jelasnya.

Saya sendiri (Datik) mengajar Paud dan Tk, saya juga salah pengurus untuk di Paud, dan bertanggung jawab untuk Paud dan Tk, jujur saja sebenarnya berat dengan mengajar siswa dengan gaji yang cukup minim, tapi karena suka dan punya tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa, maka saya dan rekan guru yang lainnya harus mengajar dengan suka rela, walau ada tanggung jawab juga sebagai ibu rumah tangga " terangnya.

Untuk Paud memang ada dana Spp tiap bulan sebesar 50 ribu di sini, dan siswa tidak harus bawa buku, alat tulis, dan lain-lain kebutuhan sekolah, semua sudah di sediakan di sini, ada juga fasilitas yang lain dari berupa matetial, seperti lemari, alat praga dari pemerintah maupun swasta, bukti kepedulian terhadap pendidikan, kerena memang ini adanya, yang penting belajar mengajar berlangsung " tutur Datik.

Penanggung jawab keseluruhan di Madrasah Diniyah Nurul Faalah ini, termasuk kelola anggaran Yayat Rustandi, hanya saja dia sibuk juga karena seorang pekerja di perusahaan, dan bisa di temui sore atau malam, harapan saya pemerintah di sini, khususnya Kelurahan dan Kecamatan juga ikut peduli, terhadap pendidikan, karena sejak berdiri tahun 2007 Paud, tahun 1990 an Madrasah, ya hanya begini begini saja, walau memang dalam fasilitasnya sudah banhak perubahan, dari pihak yang masih peduli, kebetulan di sini siswa rata-rata putra daerah " pungkasnya.

Menurut Datik, di sini juga ada rumah pintar, yang di bangun oleh Astra, dan ada juga siswa yang tidak mampu bayar Spp, astra akan menanggungnya, dengan syarat ada bukti dari sekolah, dan langsung di bayar sesuai dengan kwitansi per siswa, tidak melalui via lagi, bukti kepedulian astra terhadap lingkul pendidikan di sini sangat membantu sekali, khususnya bagi orang tidak mampu, dan itu juga menghilangkan beban kami " ungkap datik.





By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)