Tuesday, August 21, 2018

KABID KEMISKINAN DINSOS SOREANG " JANGAN MAIN-MAIN DENGAN BPNT ATAU URUSAN DENGAN SAYA "

Dinas Sosial Kabupaten Bandung saat di sambangi langsung oleh jayantaranews.com senin 30-07-18 pukul: 14:10 wib di ruang Kepala Bidang Fakir Kemiskinan Dinsos Nia Nindhiawati " saya sudah biasa urusan dengan wartawan, dan banyak rekan wartawan, bila sudah sesuai pada on the tracknya kenapa harus takut, dan kadang humas kab bandung sendiri bila ada berita, di tunggu klarifikasinya, dan bila ada berita juga tidak ada masalah, yang penting pada on the tracknya saja, menurut saya tidak ada masalah, kadang juga kan pimpinan beda yah, dengan berita ada yang merasa terganggu " ucapnya.

Buat saya mah kalau on the track, saya tidak takut, bayangkan untuk mengurus masyarakat yang ada, dalam mengurus SKTM juga harus di perhatikan, bayangkan 3,6 juta jiwa, Bdt 1,3 juta jiwa, penerima, penerima Bpnt 168 ribu, penerima Bk 93 ribu, ini juga tidak mudah, sangat bayak, dan buat saya jangan dalam urusan ini saya gak main-main, dan buat saya berita juga sebagai warning " tutur Nia.

Bpnt posisinya sudah free market, siapapun warung boleh melayani, uang langsung masuk Kpm, baik Bumdes ataupun warung, dinas tidak intervensi langsung, karena dinas tidak di libatkan terkait barang, sementara Bumdes sendiri bebas memilih, dan bisa mencari untung sesuai margin, yang penting sesuai dengan pedum, kita dinas hanya verifikasi dan sebagai tikor, pemantau dan pengaduan, beras harus premium dan harus ada telur, sesuai dengan harga eceran tertinggi untuk bpnt " tegas Nia.

Dinas Sosial sebagai entry,  dan semua yang mengatur dari Bank, seperti kartu, saya pernah mengajukan untuk menggandeng Bulog, karena Bulog perusahaan plat merah, dan bisa menjaga kestabilan kebutuhan masyarakat, bila mana ada kelangkaan kebutuhan sperti beras, bumdes boleh ambil keuntungan, dan akan di bagi sesuai dengan keterlibatan di bumdes, saya dorong bumdes karena desa bukan kota, coba bila warung hanya keuntungan sendiri, dan bisa juga terjadi mark up, bila bumdes keuntungan bisa di bagi dengan desa, dan sosial lainnya " ungkap Nia.

Bila di warung tidak akan di ketahui, baik dari kebutuhan kpm, dan banyak kartu yang kosong atau tidak ada isinya, siapa yang tahu, tapi bila bumdes pasti terpantau, dan buat saya jangan main-main,  karena akan saya pantau, Tksk juga sampai bermain di situ, saya mah tidak ada beban, silahkan adu geulis dengan bumdes, tapi jangan main-main, atau akan berurusan dengan saya " tutupnya.

Mari kita sering sharing, dan komunikasi dalam berita, dan saya akan terdepan untuk mengurus masyarakat, dan saya juga tidak alergi dengan wartawan, apa yang bisa saya bantu, saya pasti bantu, dalam mengurus Bpjs juga gratis kok.




By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

LURAH BALEENDAH KEWALAHAN " SAMPAH BERJEJER SEPANJANG JALAN JAKSANARANATA "

Baleendah Kabupaten Bandung, tak luput dari pemandangan sampah yang selalu berkelanjutan, terlihat di jalan utama Jaksanaranata sampah berjejer sepanjang jalan, dan menjadi pemandangan yang biasa, karena memang selalu begitu dan yeramat sering, padahal jalan ini menuju prngadilan dan kejaksaan balebandung, serasa kurang elok di pandang, bagi yang melintasinya, di tambah lagi di bakar di pinggir jalan.

Saat di konfirmasi jayantaranews.com senin 20-08-18 pukul: 15:30 wib, Lurah Baelendah Jauhari membenarkan " yah emang benar seperti itu, dan kami selalu melakukan pembersihan setiap hari jumat, menjadi korpe membenahi sampah yang tidak kunjung habis, selalu ada dan terus begitu " ucapnya.

Sampah yang di buang di pinggir jalan itu, di simpan dulu di kecamatan, tiap minggu di tumpuk pakai karung, dan selama 2 minggu bisa penuh satu truck sampah, kadan pihak Dinas Lingkungan Hidup Soreang, tidak mau mengangkut, sampai numpuk, dan sempat di tegur bupati camat baleendah, alesannya Dinas LH pakai surat dulu, dan saya mah ribet, urusan camat aja, dah sekarang mah perangkat kecamatan kelurahan mah " jelas Lurah.

Sampah yang menumpuk ada 6 titik, dari Pabrik dus, delimatex, uniba, jalan siliwangi, dekat pasar, karena pihak pasar tidak mau tanggung jawab, alesannya bukan sampah pasar, memang sampah tersebut bukan punya warga baleendah, tapi warga lain yang melintas, tetap kita membenahi, dan sampah yang di angkut Dinas juga bayar, sebulan 1.250.000 di tambah lagi uang jejeknya 250.000 perbulan, yah karena sopir juga kasian, uangnya dari situlah, namun masalahnya dinas sendiri sering telat ngangkut, bahkan sempat ngadat dulu kita, pernah sampahnya langsung kita kirim ke dinas, tetap saja duit - duit juga " tutup lurah.




By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

Saber pungli Polda Jabar Sambangi SMAN 1 Rancaekek dan lakukan Pemeriksaan

Penggeledahan oleh saber pungli Polda jabar dilakukan dari pagi hingga malam pukul: 22:00 wib pada selasa 14-08-18,  terkait dugaan pemungutan liar (pungli) yang di lakukan oleh panitia pelaksanaan PPDB 2018 SMAN 1 Rancaekek Kab Bandung. Hasil pantauan media dari pukul: 09:30 wib, pagi hingga pukul 19.00 wib, pemeriksaan di Sekolah SMAN 1 Rancaekek masih belum selesai, dan menunggu kabar.

Saat di temui langsung Humas Sekolah Yuli, ketila di tanya kepala sekolah, dirinya membenarkan bahwa sedang ada pemeriksaan dari saber pungli Polda Jabar, sehingga tidak bisa di temui, masalahnya saya kurang tau, " ucapnya.

Nurdin Solihin wakasek ketika di komfimasi di luar ruangan persis yang ada pemeriksaan pukul: 17:00 wib mengatakan " saya pusing ada pemeriksaan, dari saber pungli Polda Jabar, belum selesai dari pagi sampai sekarang, pemeriksaan terkait PPDB dan semua dokumen sekolah " jelasnya.

Dan sampai saat ini, pemeriksaan yang di lakukan Saber Pungli Polda Jabar masih belum jelas apa-apanya, karena masih menunggu konfirmasi lanjutan dari pihak saber pungli yang di pimpin oleh AKBP Harso Pujo Hartono, sampai berita ini di turunkan.




By: Jfr/Hendra

MESIN FILTER SAMPAH RAMAH LINGKUNGAN JADI SOLUSI SAMPAH DI MASYARAKAT BANTARAN CITARUM

Universitas UPI lakukan Riset senin 20-08-18 pukul: 11:15 wib, di lapangan terkait dampak Lingkungan yang sering terjadi, khususnya masalah sampah, permasalahan kompleks ini selalu terulang dan terulang, mengingat wilayah Kabupaten Bandung tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), yang di harapkan sampah bisa terurai cepat dan di tanggulangi, masyarakat sudah jenuh dan mengambil jalan pintas mengatasi sampah, dengan cara di bakar langsung. Menurut warga bantaran " memang sampah yang di bakarpun bukan solusi baik, karena masih mengeluarkan polusi ke udara, namun jalan pintasnya, memang harus di bakar, karena singkat dan instan, di kumpulkan juga lama di angkut, ya bila di angkut " ucapnya.

Menyingkapi masalah sampah ini, mahasiswa UPI beserta rekan mahasiswa, lakukan kunjungan di wilayah sektor VI Bojongsoang Oxbow Kab Bamdung, melihat kondisi lapangan, warga sekitar bantaran sungai citarum, yang di kenal( kali mati), walaupun airnya saat ini tidak mengering dan terus mengalir, dengan batas  sungai cikapundung. Beberapa mahasiswa hadir di sini dalam rangka KKN, ITB, dan UPI, dalam kunjungannya akan meninjau masyarakat sekitar bantaran yang terkena dampak dari sungai, citarum yang pernah menjadi predikat sungai terkotor sedunia ini di Jawa Barat, telah menjadi perhatian publik dunia.

Mahasiswa UPI Egi Saputra Fakultas Tehnik ini menjelaskan, " masalah sampah memang cukup komplek, dan mudahnya di bakar, namun tidak menghilangkan masalahnya, karena terkait polusi dari hasil pembakaran tersebut yang akan mencemari udara, dan bisa mengganggu pernafasan, dengan adanya hal tersebut, kami ingin membuat sesuatu, yaitu karya tentang pengurangan polusi udara hasil dari pembakaran sampah, saat ini kami meninjau langsung melihat kondisi lingkungan bantaran, dan terlihat jelas bak sampah warga yang masih aktif di bakar, dan itu ada solusinya " jelasnya.

" Berawal dari sebuah hobi otomotif, motor saya pembakarannya dengan oksigen, tidak bercampur debu, jadi motor saya bisa berlari dengan sehat, karena saya memakai filter pembakaran, dan ramah lingkungan pembakaran pun menjadi baik, saya dengan mesin saja sayang, kenapa dengan mahkluk hidup lainnya tidak " ungkapnya.

Maka dari itu kami bersama mahasiswa lainnya, yang tergabung dalam peduli lingkungan menciptakan sebuah alat pembakaran, yaitu Mesin Filter Pembakaran Sampah, cara kerjanya mesin ini dapat meminimalisir polusi ke udara sampai 80%, dan sisanya saja yang terbuang ke udara, dan akan di urai oleh blower untuk di buang, caranya mesin ini ramah lingkungan karena memakai filter air dan arang, dan alat ini juga bisa menghasilkan oxigen yang cukup baik, sehingga masyarakat sekitar bisa bernafas aman, dan hidup tidak dengan polusi udara, rencana materialnya dengan baja, sehingga bisa tahan lama, semoga ada manfaat untuk masyarakat, " tutupnya.

Di sisi yang lain Dansektor VI Kol Inf Yudi Zanibar memaparkan " dengan adanya sampah di bakar itu sebuah solusi akhir, karena memang sampah ini masalah, di kala di tumpuk, lama terangkut, bahkan cendrung tidak ada yang mengangkut, maka kami membuat alat tungku bakar, dengan meamkai besi hermes, sehingga sampah bisa terpanggang, dan habis terbakar, karena ingin kerja nyata, bukan cuma dongeng, ilustrasi dan demonstrasi, tapi realisasikan dengan kerja nyata " paparnya.




By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

PROYEK SUMMARECON RESAKAN WARGA RANCA BAYAWAK " Mengancam Kelestarian Kawasan Burung Blekok "

Folmer M Silalahi Anggota Dewan dari Komisi C Fraksi PDIP Kota Bandung, bersama dengan jajaran budayawan Kota Bandung rabu 08-08-18 pukul: 15:15 wib, melihat langsung kondisi masyarakat Kp. Ranca Bayawak Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage, untuk sama-sama meninjau lokasi yang sering menjadi konflik anyara masyarakat dan pengembang (Summarecon), antara masyarakat sekitar dengan Proyek Summarecone yang saat ini masih berjalan dalam pembangunannya, Gedebage yang ke depannya akan menjadi Kota Tecnopolis di Kota Bandung Jawa Barat.

Anggota Dewan Dprd Kota Bandung Komisi C angkat bicara, menurutnya " kami hadir di sini dengan para ahli dan dinas pariwisata budaya, dan kami akan menyusun tentang Perda Cagar Apam dan Budaya lokal yang tumbuh subur di sini, dan akan menentapkan mengusulkan ranca bayawak kawasan blekok ini akan menjadi wisata dan cagar budaya, karena ini layak, dan setiap ada pembangunan di kawasan ini harus dapat rekomendasi, dan ada tim ahli cagar budaya, agar budaya lokal yang ada di sini bisa tumbuh subur, karena masih ada masyarakat yang hidup berdampingan harmonis dengan alam, vegetasi dan faunanya, menyatu bersinergi dengan alam dan fauna yang ada, bisa jadikan contoh di kota bandung lainnya " ucapnya.

" belum ada kegiatan dari proyek summarecon dalam pembangunan ruang terbuka hijaunya, karena summarecon baru mempersiapkan tahap kontruksinya saja, belum ada kegiatan-kegiatan iklim dan menciptakan layak atau tidaknya untuk lingkungan terbuka hijau, layak atau tidaknya vegetasi untuk burung blekok, harus bisa di tata ruang terbuka hijau, dan penataan lingkungan, summarecon di tata, dan lingkungan juga di tata " tutur folmer.

Sekali lagi Folmer menegaskan " walaupun juga pembangunan ini tidak bisa kita hindari, dan harus bisa meninjau lingkungan, bagaimana limbahnya, air kotornya, dengan penerangannya, sanitasinya dan lain sebagainya, bisa di wujudkan dengan CSR nya, dan bagaimanapun masyarakat juga bisa nyaman bila di perhatikan, jelas bagaimanapun pembangunan juga harus lihat lingkungan, karena masyarakat sini juga bagian dari sumarecon, dan semoga itu bisa di wujudkan.

Perda pengolahan cagar budaya sudah dalam tahap Finisisasi, dan fasilitasi di Provinsi sekitar dua minggu, dan akan di Paripurnakan, dan akan di sosialisasikan masing-masing, dengan tematik yang berbeda, dengan demikian kehadiran kami untuk memverifikasi, agar bisa valid dengan data yang ada, mungkin bulan desember bisa di selesaikan, dan kota bandung punya perda cagar budaya, dan akan di paripurnakan, tanggal belum di pastikan.

Dokumen amdal sebagai pra syarat dan gateline ntuk pengembang dalam pembangunannya,  sedang membuat danau retensi, ruang terbuka hijau, dan ada beberapa yang belum di lakukan, salah satunya RTH,  rekomondasi dokumen Amdal sedang di lakukan pengondisian di lapangan, dan belum selesai dalam perjalanannya, dan harap di maklumi karena pembangunannya baru kontruksi, dan semua harus mengawasi, dalam dokumen amdal, karena biasanya itu di lakukan oleh pihak pengembang, dan memastikan lingkungan di tata, serta penghuninya juga di tata " tegas Folmer.

Ahli Budayawan Disbudpar Kota Bandung hadir Ibu Eti, ibu Rina, Ambu, mendampingi warga Kp. Ranca Bayawak Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage Kota Bandung, menurutnya " kampung ini bagus untuk wisata burung blekok, dan bisa saja kedepannya wisatawan asing bisa hadir di sini, karena kekayaan budaya dan alam bisa menghidupkan perekonomian untuk warga di sini, dan ini bisa di pertahankan, menjadi ciri khas, ciri alam dan masyarakat ranca bayawak kota bandung " jelasnya.

Menurut Ujang Safaat Ketua Rw 2 Kp. Bayawak " bagi pengembang warga atau masyarakat adalah pemberontak, ini melihat indikasi secara pribadi, bila ada usulan masyarakat seolah dianggap memberontak, jangan di anggap rival, mari duduk bersama, bila ada kejadian-kejadian perlawanan adalah bumbu, kami juga mendukung pembangunan, warga resah dan terganggu, itu wajar saja, karena debu, bising, khawatir urugan tinggi, jalan rusak, rumah retak, dan sudah di komunikasikan kepolisian, kenyamanan dan ketertiban itu tugas polisi, dan sudah di sampaikan ke kecamatan juga, harapan saya saat ini sudah di jadikan destinasi wisata, dan kami harap kami juga di lindungi, habitatnya saja di lindungi, apa lagi warganya " pungkasnya.

" kami merasa betah, kami hidup di sini, lahir di sini dan matipun ingin di sini.masa pembangunan sudah bagus dan indah kami harus pindah, maaf saya tidak bersedia, bila mereka ramah, yakin masyarakat juga akan ramah.

Sekcam Gedebage Jaenudin " kami selaku fasilitator, kita mediasikan saja, komitmen kita selaku pemerintah, bila masalah sekecil apapun, mari kita musyawarakan dan riungkan dengan kedua belah pihak untuk mediasi, kita komitmen bahwa ini kawasan yang harus kita pertahankan, pemerintah juga sudah menetapkan sebagai kawasan wisata budaya kp blekok, dan pemerintah komitmen untuk mengawal terus " tutup dia.




By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

Bupati Bandung Kepala SD Harus Berani Menolak Koran yang Tidak Berkualitas

Bandung, Jayantaranews.com- Bupati Bandung Dadang M Naser lantik kepala SD baru, dan kepala SD yang terkena rotasi, selain itu juga dalam pelantikan tersebut bupati Bandung Dadang Naseer melantik jjabatan funsional yang telah naik dalam kepangkatannya.
Pelantikan yang dilaksanakan senin (20/08) itu, diharapkan kepada mereka yang sudah dilantik untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang telah diamanatkan. Selain itu juga Dadang Naseer mengamatkan kepada para kepala SD yang sudah dilantik harus bisa menolak koran -Koran yang tidak berkualitas.

Seperti yang diucapkan pada usai pelantikan 557 kepala SD dan Jafung. Menurut Bupati Bandung  dadang Naseer,"Kepala SD harus bisa menolak Koran - koran yang tidak berkualitas, karena tidak ada manfaatnya bila koran -koran yang tidak berkualitas masuk ke ranah pendidikan,"ungkap Bupati Bandung Dadang Naser.

Masih menurut Dadang Naseer," karena bila kita berlangganan koran  yang tidak berkualitas tidak akan ada segi manfaatnya, jadi lebih baik dibelikan buku saja, agar bermanfaat bagi siswa,"jelas Dadang Naseer.
Pelantikan yang diwarnai oleh insiden pinsannya salah seorang peserta pelantikan itu, akibat terlalu lamanya cara pelantikan tersebut, maka terjadilah insiden itu, dan langsung dibawa ke RS.

Akibat banyaknya sekolah yang dijabat danmolornya pelantikan, jadi seolah - olah mwnghambat terhadap pencairan dana BOS, yang seharusnya Dana BOS sudah cair bulan juni, kini molor pencairanya hampir satu bulan lebih. Entah sengaja atau tidak sengaja keterlambatan dana BOS hanya banyak yang berpendapat akibat keterlambatan pelantikan kepala sekolah.



By: Hdr/Asep Bom

Saturday, August 4, 2018

Demo akbar Aliansi Masyarakat selamatkan Al Aqsha AMSAA di Bandung

Bandung. Jum'at, 3 Agustus 2018.
Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Selamatkan Al Aqsha AMSAA, kembali turun ke jalan.

Hal ini terjadi karena kekejaman Zionis Israel dan keserakahannya yang kembali  melakukan penistaan terhadap Symbol Ummat Islam dengan menutup Masjid  Al Aqsha,  yang juga merupakan kiblat pertama Ummat Islam pada hari Jumat  14 Dzulqa'adah 1439 H atau 27/07/2018 M.

Masjid Al Aqsha dalam kondisi bahaya.

Eskalasi upaya Israel dalam menguasai Al Aqsha, meningkat drastis sejak penutupan masjid Al Aqsha yang pertama. ditutup pada Hari
Jumat tanggal 14/07/2017
bertepatan dengan
Konferensi  Internasional Ulama Mimbar Aqsha
pertama di Istambul

Semakin kritis  ketika Presiden Amerika menanda tangani keputusannya menjadikan kota Al Quds Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan kedutaan Amerika Serikat  ke kota AlQuds Yerussalem pada tanggal 06/12/2017.

Dilanjutkan dengan peresmian kedutaan Amerika Serikat di Israel,
pengepungan terhadap Ummat Islam  di Al Aqsha palestina dan penetapan Undang Undang  Nasionalisme yang menyatakan bahwa Palestina milik Bangsa Yahudi.

*oleh sebab itu maka Aliansi Masyarakat Selamatkan Al Aqsha AMSAA melakukan pernyataan sikap*, yang isinya antara lain adalah :

1. Mengutuk keras tindakan kekerasan dan teror, yang di lakukan oleh tentara Zionis Israel Masjid Al Aqsha terhadap Ummat Islam  yang akan melaksanakan sholat Jum'at.

2. Menyerukan kepada para advokat muslim se dunia dan seluruh pemimpin negara  yang tergabung dalam OKI untuk memeja hijaukan Israel dalam pengadilan Internasional atas pelanggaran HAM Yang di lakukan

3. Menghimbau kepada para Pemimpin dan  Ulama dan masyarakat Arab maupun masyarakat Non Arab untuk lebih pro aktif dan bersunguh sungguh dalam menjaga dan menyelamatkan Masjid Al Aqsha.

4. Menyerukan persatuan dan kerjasama
Umat Islam di seluruh dunia untuk menjaga dan menyelamatkam Masjid Al Aqsha.

5. Menghimbau kepada para Da'i dan Khatib menggunakan mimbar mimbarnya menggerakkan seluruh Ummat Islam di dunia agar memberikan perhatian khusus dalam membela Masjid Al Aqsha

6. Mengapresiasi sikap tegas, Pemerintah Indonesia yang menolak yahudisasi di Palestina  dan mendesak Pemerintah Indonesia untuk menolak normalisasi hubungan, hubungan apapun dengan Israel

7. Menyerukan kepada seluruh Elemen ummat dan Bangsa Indonesia, untuk mengesampingkan perbedaan, demi menunaikan kewajiban persatuan, dalam memperjuangkan kesucian Baitul Maqdis dari penistaaan zionis Israel

8. Mengajak seluruh Elemen Bangsa Indonesia untuk bergabung  dan  terlibat aktif dalam seluruh Aktifitas pembelaan Baitul Maqdis.

Dalam kegiatan ini menyatakan kepada Masyarakat Dunia bahwa di kota Bandung khususnya, Indonesia pada umumnya masih ada *Sekelompok masyarakat yang peduli kepada masyarakat lain yang teraniaya, khususnya Masyarakat Muslim* dan kepedulian ini terbentuk bukan ala kadarnya, akan tetapi hasil dari pembelajaran dan interaksi sosial di kalangan organisasi baik organisasi keagamaan maupun komunitas lingkungan lain yang berbeda dalam Visi perjuanganya akan tetapi mempunyai satu pandangan yaitu menentang peganiayaan dan penjajahan di muka bumi ini, sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam mukadimah nya. hal ini ditekankan oleh beberapa orang Ustadz dan Tokoh Masyarakat yang berorasi memaparkan keyakinan, dan landasan sikap  Masyarakat NKRI terhadap penjajahan.

Adapun yang sempat terlihat menyampaikan tauzih dan do'a adalah Ustadz Engkos,  Ustadz dari PUI dan pernyataan sikap oleh H. Edwin yang merupakan ketua dari Bandung Fighting Club / BFC.
Massa yang hadir cukup panjang dan membuat arus lalu lintas sedikit terhambat di Jalan Merdeka,  karena terdiri dari beberapa Ormas dan
OKP diantaranya: BRIGEZZ, MOONRAKER, XTC, PUI, CICADAS BANGKIT, dan masyarakat lainnya, yang melakukan long march dati masjid PUSDAI  Jl. Diponegoro menuju Jl. Merdeka.

Sungguh suatu kebanggaan ketika masyarakat bersatu padu dalam  kepedulian terhadap  Negara lain dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Agama sesuai Sila Pertama dalam Dasar Negara kita Pancasila. Peserta tetap bertahan mendengar dan mengikuti walaupun ditengah terik matahari.
*Melakukan penggalangan Dana untuk Bencana Lombok dan Palestina.*
dan menyelesaikan Aksi/ Orasi dan Ceramah dengan tertib.



By: Asepkw

TISNA SANJAYA DUKUNG CITARUM DENGAN MENOREHKAN LUKISAN PANJANG DINDING MUKA JEMBATAN BIRU

Pelukis terkenal asal bandung Tisna Sanjaya yang lahir di Bandung, Jawa Barat pada 28 Januari 1958, seniman berkebangsaan Indonesia ini, berencana akan melukis tembok sepanjang hampir 200 meter, yang berlokasi di cijagra cigebar Desa Bojongsoang Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung. Lokasi perbatasan bojongsoang dan baleendah ini mrnjadi moment pertama seni lukis tentang citarum, tempat yang di kenal jembatan biru ini, akan menjadi icon muka publik citarum harum jawa barat.

Saat di mintai keterangan langsung oleh team jayantaranews.com kamis 02-08-18 pukul: 11:35 wib, terkait dinding yang akan di lukis, dirinya (tisna) menjelaskan " saya terpanggil akan sebuah karya untuk di tuangkan dalam sebuah lukisan tentang masyarakat dan citarum, yang saat ini menjadi perhatian dunia, dan mendapatkan predikat terkotor sedunia,ternyata Pasukan Siliwangi, mampu merubah itu semua, khususnya di sini, yang dulunya sampah, kini menjadi indah " ucapnya.

Saya akan siap untuk melukis, dengan tema citarum dan semua elemen, khususnya masyarakat sini, dari awal citarum di mulai, sampai hari ini, dan  bersama-sama mendukung citarum, duet dengan Dansektor VI Kol Inf Yudi Zanibar, dan dengan rakyat serta warga yang mendukung suksesnya citarum ini, agar menjadi sebuah inspirasi, kekuatan, dan kebersamaan melalui media seni lukis, dan saya akan kumpulkan seniman bandung, untuk menjadi satu inspirasi, tentang citarum, betapa pentingnya air dalam kehidupan kita, agar sungai kita bersih seperti dulu kala " tutur tisna.

Masih saya ingat dulu, bahwa ada tokoh yang terkenal di cigebar ini, dan kebetulan saya juga di cegebar dulu, Dalang Maha Guru Mama Atmaja, dan Aki saya dari sini, Abah Sunarya (Dalang) dan sudah ke makamnya tokoh seni budaya dan saya akan melukis dengan tidak melupakan unsur tradisional kebudayaan jawa barat, bersama tokoh seniman Ustad, tergabung dalam Ustad Muralis, ustad yang menyampaikan dengan lukisan, seni yang tampil di sini bukan karya kita, tapi karya mereka ( masyarakat), kita akan berkolaborasi dengan seniman bandung tentang citarum, cikapundung, yang dulu seperti apa, dan baru ide, lebih ke dua dimensi, dari berbagai macam seni, dari semua pihak, ada calung, band, terutama warga untuk punya harapan tentang air, juga ada nilai-nilai spiritual deangan agam dan kehidupan sehari-hari, seperti wudhu dengan air, dan harus air bersih, agar ada budaya jangan buang sampah sembarangan " jelas tisna.

Mungkin saat ini buat sketsanya dulu, dan akan selalu komunikasi dengan Kol Yudi, mungkin akan mengumpulkan warga sekitar, dan siap duet dengan Dansektor VI, dengan berjuang melalui media lukisan di dinding tembok batas, mungkin agustus sudah bisa siap yah, agar bisa prok prak, gak seperti dulu, seni lukis lebih ke sporadis, sekarang ini beda lebih prak gitu, dengan metode langsung,dan akan diskusi dulu, 4 tahun lalu saya juga pernah melukis tentang citarum, dan lebih ke kritik " tutupnya.




By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

CITARUM HARUS SATU KOMANDO " ONE RIVER ONE MANAGEMENT "

Sekdis LH Provinsi Jawa Barat Prima saat di wawancara rabu 01-08-18 pukul: 22:45 wib, di Hotel Grand Mercure Setia Budi Bandung menjelaskan,  bicara dampak citarum masalah sudah sejak lama, karena sungai milik kewenangan pusat, tapi dia berada di kabupaten/kota sepanjang citarum, penataan ruang penduduk, seperlima penduduk indonesia ada di jawa barat, 44 juta ada di jawa barat, tekanan penduduk terus naik, sampai 11 juta. Sebenarnya pengurus di LH yang ada Klhs, harus bisa mendata dari Rt dan Rw nya, dan penataan ruang yang kurang baik " ucap Prima.

Bahayanya sedimen, terkait di hulu krmiringan 40% dengan menanam kentang, maka bila di panen akan menimbulkan tanah tergerus akibat hujan, dan menjadi sungai menyempit, cekungan air tanah juga mengalami lahan krisis, bila dia masuk ke laut juga akan ada sedimen dan akan banjir, dan banyak pencemaran, baik limbah domesric dan pabrik " ungkapnya.

Bicara sungai, harusnya One River One Management, karena di sini banyak sekali kewenangannya, ini harus kita liat lagi, seharusnya bisa satu penangangannya, ijin-ijin yang mengeluarkan Kota/Kabupaten, harus ada sinkronisasi dan kewenangan, dan ada rencana pembangunan, pemerintah harus konsen dalam pembangunan,  jangan hanya profite oriented, bicara lingkungan itu Tre Angel, ekonomi, sosial lingkungan, itu harus di jaga " jelas prima.

" Tadinya kordinator jadi dinas, Dinas LH Prov jadi riweh, mau nanam itu tugas krhutanan, mau buat sumur resapan ipal domestic itu punya diskrimum, mau buat drainase tugas Psda, sudah masalah limbah kita yang riweh, sekarang ini repot kita lakukan apa, dan harus ada tingkat pengawasan, 4 orang pejabat pengawas di lapangan, jumlah hanya 13 orang pejabat pengawas sejawa barat, kita tidak harus selesaikan sesaat untuk lingkungan.

Balai pengolahan sampah regional, LH menangani sampah regional, sampah Bandung Raya tidak ada mengolah sampah, Uu 18 Pejabat Bupati atau Walikota wajib mengola sampah, sari mukti kapasitasnya terbatas per hari 1200 ton, sementara sampah ini mencapai 2000 ton per hari, di lokasi sampah regional kami, dan menjadi kapasitas yang over, kita tidak punya satu komando, siapa yang punya tangan besi itu, bila TNI ada satu komando

Padahal penangan citarum itu sudah lama, dan sama seperti ini, kita sudah lakukan program jawa barat, hanya saja saat ini bisa di lakukan oleh TNI, dengan dukungan Perpres kenceng lagi larinya, bila mau konsen dengan citarum, jangan main-main juga dananya, untuk penanganan sungai harus serius, bila sudah lost penanganannya, maka akan memakan biaya yang cukup luar biasa, dananya mencapai trilyunan " tutup dia.




By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)

Friday, August 3, 2018

Kompi Kavaleri Berhasil Usir Mundur Gerakan Pengacau Keamanan

Cipendey KBB,- Satu Kompi Kavaleri yang diperkuat kenderaan lapis bajanya berhasil usir mundur gerakan pengacau keamanan yang ada di wilayah Cipendey Kompleks Kabupaten Bandung Barat, Kamis ( 3/8).

Pengacau keamanan yang disinyalir sering membuat keributan, keonaran dan mengintimidasi masyarakat bahkan sering kali melakukan perampasan dan pencurian disekitar wilayah tersebut.

Ini adalah merupakan skenario latihan uji siap tempur (UST) Tingkat Kompi yang diikuti oleh personil Kompi 42 dari Yonkav - 4/Kijang Cakti sebanyak 79 orang.

Latihan UST Tingkat Kompi ini dilaksanakan selama 5 hari dari mulai tanggal 31 Juli sampai dengan 3 Agustus 2018 dengan lokasi latihan di Cipatat, Rajamandala dan Cipendey Kabupaten Bandung Barat.

Dandim 0607/Sukabumi Letkol Kav Mujahidin selaku Wakil Komandan Latihan memimpin langsung berjalannya latihan UST Tingkat Kompi ini hingga berakhir.

Mujahidin mengatakan ," latihan ini  merupakan uji siap tempur untuk menguji kesiapan tempur personil serta materil Kompi 42 Yonkav - 4/Kijang Cakti dan bukan latihan seperti biasanya ".

Dilanjutkannya, " dengan menggunakan kendaraan tempur tua yang kita miliki ini tidak  menjadikan penghalang bagi kelangsungan latihan yang benar dan sesuai dengan yang diharapkan ".

Latihan UST ini diawasi juga oleh Kabaglat Rindam III/Siliwangi Letkol Inf Lukman Arif sekaligus yang mewakili Danrindam dan Wadan Rindam III/Siliwangi.

Akhir dari latihan Kompi 42 Yonkav 4/Kijang Cakti yang dipimpin oleh Dankinya Lettu Kav Ibnu berhasil mengusir mundur pengacau keamanan dan dilanjutkan dengan melaksanakan pertahanan didaerah yang selama ini diduduki oleh pengacau keamanan tersebut.

Latihan ini awasi juga dari tim wasev Pussenkav TNI AD Mayor Kav I. Nengah. P, untuk tim penilai terdiri dari Kapten Kav A. Gofur dari Kodim 0618/BS, Kapten Kav H. Rifai Lubis Danramil Cipatat Kodim 0609/Kab. Bdg, Kapten Kav Tarjo Danramil Ciamis, Kapten Kav Suharto Kodim Kuningan dan Kapten Kav Suwarno dari Bintaldam III/Siliwangi sedangkan  Kawasdal dipegang oleh Mayor Kav Susanto dari Pendam III/Siliwangi.

Dengan dilakukannya uji siap tempur ini untuk membuktikan bahwa Kompi ini siap untuk melaksanakan tugas apabila sewaktu - waktu mendapatkan perintah tugas opersi dari komando atas.
(Pendam III/Siliwangi).



By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)