Saturday, August 4, 2018

Demo akbar Aliansi Masyarakat selamatkan Al Aqsha AMSAA di Bandung

Bandung. Jum'at, 3 Agustus 2018.
Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Selamatkan Al Aqsha AMSAA, kembali turun ke jalan.

Hal ini terjadi karena kekejaman Zionis Israel dan keserakahannya yang kembali  melakukan penistaan terhadap Symbol Ummat Islam dengan menutup Masjid  Al Aqsha,  yang juga merupakan kiblat pertama Ummat Islam pada hari Jumat  14 Dzulqa'adah 1439 H atau 27/07/2018 M.

Masjid Al Aqsha dalam kondisi bahaya.

Eskalasi upaya Israel dalam menguasai Al Aqsha, meningkat drastis sejak penutupan masjid Al Aqsha yang pertama. ditutup pada Hari
Jumat tanggal 14/07/2017
bertepatan dengan
Konferensi  Internasional Ulama Mimbar Aqsha
pertama di Istambul

Semakin kritis  ketika Presiden Amerika menanda tangani keputusannya menjadikan kota Al Quds Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan kedutaan Amerika Serikat  ke kota AlQuds Yerussalem pada tanggal 06/12/2017.

Dilanjutkan dengan peresmian kedutaan Amerika Serikat di Israel,
pengepungan terhadap Ummat Islam  di Al Aqsha palestina dan penetapan Undang Undang  Nasionalisme yang menyatakan bahwa Palestina milik Bangsa Yahudi.

*oleh sebab itu maka Aliansi Masyarakat Selamatkan Al Aqsha AMSAA melakukan pernyataan sikap*, yang isinya antara lain adalah :

1. Mengutuk keras tindakan kekerasan dan teror, yang di lakukan oleh tentara Zionis Israel Masjid Al Aqsha terhadap Ummat Islam  yang akan melaksanakan sholat Jum'at.

2. Menyerukan kepada para advokat muslim se dunia dan seluruh pemimpin negara  yang tergabung dalam OKI untuk memeja hijaukan Israel dalam pengadilan Internasional atas pelanggaran HAM Yang di lakukan

3. Menghimbau kepada para Pemimpin dan  Ulama dan masyarakat Arab maupun masyarakat Non Arab untuk lebih pro aktif dan bersunguh sungguh dalam menjaga dan menyelamatkan Masjid Al Aqsha.

4. Menyerukan persatuan dan kerjasama
Umat Islam di seluruh dunia untuk menjaga dan menyelamatkam Masjid Al Aqsha.

5. Menghimbau kepada para Da'i dan Khatib menggunakan mimbar mimbarnya menggerakkan seluruh Ummat Islam di dunia agar memberikan perhatian khusus dalam membela Masjid Al Aqsha

6. Mengapresiasi sikap tegas, Pemerintah Indonesia yang menolak yahudisasi di Palestina  dan mendesak Pemerintah Indonesia untuk menolak normalisasi hubungan, hubungan apapun dengan Israel

7. Menyerukan kepada seluruh Elemen ummat dan Bangsa Indonesia, untuk mengesampingkan perbedaan, demi menunaikan kewajiban persatuan, dalam memperjuangkan kesucian Baitul Maqdis dari penistaaan zionis Israel

8. Mengajak seluruh Elemen Bangsa Indonesia untuk bergabung  dan  terlibat aktif dalam seluruh Aktifitas pembelaan Baitul Maqdis.

Dalam kegiatan ini menyatakan kepada Masyarakat Dunia bahwa di kota Bandung khususnya, Indonesia pada umumnya masih ada *Sekelompok masyarakat yang peduli kepada masyarakat lain yang teraniaya, khususnya Masyarakat Muslim* dan kepedulian ini terbentuk bukan ala kadarnya, akan tetapi hasil dari pembelajaran dan interaksi sosial di kalangan organisasi baik organisasi keagamaan maupun komunitas lingkungan lain yang berbeda dalam Visi perjuanganya akan tetapi mempunyai satu pandangan yaitu menentang peganiayaan dan penjajahan di muka bumi ini, sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam mukadimah nya. hal ini ditekankan oleh beberapa orang Ustadz dan Tokoh Masyarakat yang berorasi memaparkan keyakinan, dan landasan sikap  Masyarakat NKRI terhadap penjajahan.

Adapun yang sempat terlihat menyampaikan tauzih dan do'a adalah Ustadz Engkos,  Ustadz dari PUI dan pernyataan sikap oleh H. Edwin yang merupakan ketua dari Bandung Fighting Club / BFC.
Massa yang hadir cukup panjang dan membuat arus lalu lintas sedikit terhambat di Jalan Merdeka,  karena terdiri dari beberapa Ormas dan
OKP diantaranya: BRIGEZZ, MOONRAKER, XTC, PUI, CICADAS BANGKIT, dan masyarakat lainnya, yang melakukan long march dati masjid PUSDAI  Jl. Diponegoro menuju Jl. Merdeka.

Sungguh suatu kebanggaan ketika masyarakat bersatu padu dalam  kepedulian terhadap  Negara lain dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Agama sesuai Sila Pertama dalam Dasar Negara kita Pancasila. Peserta tetap bertahan mendengar dan mengikuti walaupun ditengah terik matahari.
*Melakukan penggalangan Dana untuk Bencana Lombok dan Palestina.*
dan menyelesaikan Aksi/ Orasi dan Ceramah dengan tertib.



By: Asepkw

No comments:

Post a Comment