Universitas UPI lakukan Riset senin 20-08-18 pukul: 11:15 wib, di lapangan terkait dampak Lingkungan yang sering terjadi, khususnya masalah sampah, permasalahan kompleks ini selalu terulang dan terulang, mengingat wilayah Kabupaten Bandung tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), yang di harapkan sampah bisa terurai cepat dan di tanggulangi, masyarakat sudah jenuh dan mengambil jalan pintas mengatasi sampah, dengan cara di bakar langsung. Menurut warga bantaran " memang sampah yang di bakarpun bukan solusi baik, karena masih mengeluarkan polusi ke udara, namun jalan pintasnya, memang harus di bakar, karena singkat dan instan, di kumpulkan juga lama di angkut, ya bila di angkut " ucapnya.
Menyingkapi masalah sampah ini, mahasiswa UPI beserta rekan mahasiswa, lakukan kunjungan di wilayah sektor VI Bojongsoang Oxbow Kab Bamdung, melihat kondisi lapangan, warga sekitar bantaran sungai citarum, yang di kenal( kali mati), walaupun airnya saat ini tidak mengering dan terus mengalir, dengan batas sungai cikapundung. Beberapa mahasiswa hadir di sini dalam rangka KKN, ITB, dan UPI, dalam kunjungannya akan meninjau masyarakat sekitar bantaran yang terkena dampak dari sungai, citarum yang pernah menjadi predikat sungai terkotor sedunia ini di Jawa Barat, telah menjadi perhatian publik dunia.
Mahasiswa UPI Egi Saputra Fakultas Tehnik ini menjelaskan, " masalah sampah memang cukup komplek, dan mudahnya di bakar, namun tidak menghilangkan masalahnya, karena terkait polusi dari hasil pembakaran tersebut yang akan mencemari udara, dan bisa mengganggu pernafasan, dengan adanya hal tersebut, kami ingin membuat sesuatu, yaitu karya tentang pengurangan polusi udara hasil dari pembakaran sampah, saat ini kami meninjau langsung melihat kondisi lingkungan bantaran, dan terlihat jelas bak sampah warga yang masih aktif di bakar, dan itu ada solusinya " jelasnya.
" Berawal dari sebuah hobi otomotif, motor saya pembakarannya dengan oksigen, tidak bercampur debu, jadi motor saya bisa berlari dengan sehat, karena saya memakai filter pembakaran, dan ramah lingkungan pembakaran pun menjadi baik, saya dengan mesin saja sayang, kenapa dengan mahkluk hidup lainnya tidak " ungkapnya.
Maka dari itu kami bersama mahasiswa lainnya, yang tergabung dalam peduli lingkungan menciptakan sebuah alat pembakaran, yaitu Mesin Filter Pembakaran Sampah, cara kerjanya mesin ini dapat meminimalisir polusi ke udara sampai 80%, dan sisanya saja yang terbuang ke udara, dan akan di urai oleh blower untuk di buang, caranya mesin ini ramah lingkungan karena memakai filter air dan arang, dan alat ini juga bisa menghasilkan oxigen yang cukup baik, sehingga masyarakat sekitar bisa bernafas aman, dan hidup tidak dengan polusi udara, rencana materialnya dengan baja, sehingga bisa tahan lama, semoga ada manfaat untuk masyarakat, " tutupnya.
Di sisi yang lain Dansektor VI Kol Inf Yudi Zanibar memaparkan " dengan adanya sampah di bakar itu sebuah solusi akhir, karena memang sampah ini masalah, di kala di tumpuk, lama terangkut, bahkan cendrung tidak ada yang mengangkut, maka kami membuat alat tungku bakar, dengan meamkai besi hermes, sehingga sampah bisa terpanggang, dan habis terbakar, karena ingin kerja nyata, bukan cuma dongeng, ilustrasi dan demonstrasi, tapi realisasikan dengan kerja nyata " paparnya.
By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)
No comments:
Post a Comment