Kantor Kecamatan Rancaekek dalam posisi perawatan dan pembangunan, yang saat ini masih dalam pekerjaan menelan anggaran 160 juta, menurut sekcam (Iwan) harus transparansi cerdas, jangan transparasi stupid, ada yang di buka dan ada yang di tutup, guna meningkatkan pelayan publik yang maksimal, bagaimana bisa nyaman di kantor bila kantornya juga tidak nyaman, dan ini memang untuk meningkatkan pelayanan serta kenyamanan staff, sekaligus memberikan rasa nyaman terhadap pelayanan publik "tutur Iwan.
Ketika di tanya tentang persolanan Desa Nanjungmekar selasa 19-12-17 pukul: 12:55 wib, sekcam (iwan) menjelaskan, pihak kecamatan hanya memfasilitasi saja, dari Plt Kades yang bermasalah, terkait pekerjaan yang memakai anggaran desa saat itu, sudah di kembalikan, sesuai dengan perjanjian di bulan oktober 2017, adapun besar kecilnya saya tidak tahu, intinya selesai sudah dan tidak ada masalah, karena sudah Kades yang baru, saat di tanya kembali, terkait transparansi pembangunan yang tidak pakai papan proyek itu, sekcam iwan berlalu pergi, dengan alasan ada komandan di bawah.
Ketidak puasan akan wawancara pada sekcam yang berlalu pergi begitu saja, akhirnya harus menemui camat, sebagai pelengkap keterangan. Hal hasil Baban Banjar selaku camat rancaekek sudah berkomunikasi dengan sekcamnya, dan berkata, " tadi sudah ketemu sekcam, yah sama saja gak perlu lagi nanya saya, masa harus di tanya lagi, dan lagi apa memang harus transparan secara detail, gak juga harus lah, karena ada batasan juga, kan kamu hanya wartawan " ungkapnya ", sambil menuju ruangan camat.
Saat di ruangan Babanpun menolak untuk di rekam terkait wawancara, saya gak mau di rekam-rekam, bila silahtuhrohim boleh, ngobrol biasa, bila di rekam sudah gak usah, toh masalah apa lagi, masa saya harus meladeni wartawan yang nanya-nanya terus, bukan Inspektorat atau KPK, cuma wartawan, harusnya cari tahu saja, saya cape, jangan nanya saya, kan saya juga masih banyak kerjaan yang lain, memangnya buat apa..?, dengan sinis, tanpa mau mendengar apa yang mau di tanyakan detail pada dirinya, Baban sepertinya tidak mau di tanya terkait desa nanjungmekar, yang mestinya dia menjawab secara profesional selaku pejabat publik.
Kembali pertanyaan di lontarkan, Baban Banjar Camat Rancaekek tak tahan emosi dan meledak, dia berlalu, dan membuka pintu, seakan-akan mengusir, dan mengakhiri wawancara, berjalan menuju aula kecamatan, untuk menghindar, yang saat itu banyak di saksikan beberapa orang, termasuk Yopi (wartawan) tabloid, sempat di tegur secara lantang oleh baban "yopi eta rarencangan wartawan tong bawa kadie", sontak mereka yang ada di aula kaget, dengan kondisi baban seperti itu, dan berdiri.
Di saksikan jelas beberapa orang yang ada, termasuk satpol pp, baban menolak keras di wawancara dengan nada gemetar dan melotot, menunjukan dirinya selaku pejabat publik yang ekstrem dan Arogan, tidak sepantasnya etika sosok baban selaku pejabat publik kecamatan seperti itu, dengan lantang menjawab, bahasa sunda "embung" tidak mau di wawancara, sampai yang lain melerai untuk masing-masing mendinginkan suasan, di khawatirkan baban yang sedang naik pitam ini, bertindak berlebihan, karena emosinya.
By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)
No comments:
Post a Comment