Anggaran yang tidak sedikit di gulirkan untuk perhatian khusus terkait Sungai Citarum. Hal ini di sampaikan langsung oleh Dansektor 21 Kolonel Yusep Sudrajat saat jumpa pers di Hotel Laxton Bandung senin 04-06-18 pukul: 19:30 wib, Lebih dari 1,2 triliun kerugian negara terkait Das Citarum, kebanyakan masyarakat sudah tidak konsumsi air dari sungai, karena airnya sudah kotor akibat limbah pabrik "jelasnya.
Menkomaritim saat rapatnya di Luxury Trans Bandung, yang sudah di berikan spare waktu, walau sudah di kasih waktu 3 bulan oleh LBP, bukan berarti limbahnya harus di buang ke sungai, bayangkan saja ikan sapu-sapu yang kuat saja bisa mati semua, begitu dahsyatnya limbah pabrik yang masuk ke sengai citarum, salah satunya pabrik adetex milik pa wewey " ucap Yusep.
"Ayo kita berbuat demi masyarakat luas, apalagi Adetex sudah lebih dari 20 tahun berdiri, ayo mari di rubah dari sekarang, mulai bebenah, dan jangan buang limbah lagi ke sungai, karena selama ini peraturan president di abaikan, hanya memakai peraturan mentri saja, dengan tidak mempertimbangkan warna dari hasil pembuangan limbahnya.
Agus Safari Manager Adetex menjelaskan, bahwa Adetex memakai sistem Biologi dalam mengolah Ipalnya, dan sistem pengelolaannya selalu berkordinasi dengan LH Soreang, karena sejak awal sudah dengan LH, tentang baku mutu, PH dan lain-lainnya, kita pakai air rator untuk saat ini, bila air rator mati, populasi bakteri hanya 20% saja yang berjalan, dalam satu minggu ini kita lakukangan perbaikan, kita selalu komunikasi dengan LH, bakteri membutuhkan 30 derajat, bakteri juga di datangkan dari singapore, dan di olah oleh pabrik, bila induk bakteri mati, itu jadi lumpur, dan akan di buang " pungkasnya.
Dansektor 21 juga menjelaskan, " lebih dari 500 pabrik kecil atau besar di kabupaten bandung dan cimahi harus mengawasi pabrik, dengan jumlah anggota saya 200 orang tentu akan kewalahan, artinya akan kesulitan, alangkah baiknya di liang atau pembuangan limbahnya di buat kolam ikan seperti koi atau mas, karena ikannya rentan, bila tidak mati ikannya, boleh buang ke sungai, karena bila di lab juga mahal, dan jumlahnya cukup banyak, pasti kewalahan.
By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)
No comments:
Post a Comment