Proyek Pembangunan Pasar Baleendah tidak transparan, lantaran tidak ada keterangan yang valid terkait proyek tersebut. Saat di konfirmasi langsung di ruang UPT pasar baleendah senin, 31-07-17 pukul: 12:30 wib, Cuncun A Hadiyana (Kepala Pasar) tidak ada di tempat, hanya staff pasar yang menjelaskan terkait proyek pembangunan pasar baleendah.
Menurut keterangan staff pasar, bahwa dirinya tidak tahu apa-apa, karena status sebagai UPT di pasar di lewat oleh Dinas Dirperindag Soreang terkait pembangunan pasar, jangankan yang sekarang, yang lama saja tidak tahu apa-apa, karena memang tidak ada pemberitahuan anggaran 4 M buat kios yang lama tidak tahu, apa lagi yang sekarang lebih dari 4 M, karena lebih luas dari kemarin "ungkapnya.
Mengenai Kepala Pasar sendiri keberadaannya tidak penting, karena di anggap BEBEGIK (bahasa sunda), te apal nanaon, alias tidak tahu apa-apa, karena biasa ada urusan mengenai cap dan tanda tangan saja, beliau (Kepala Pasar) lebih cendrung ketemu di luar, di dinas langsung, jujur saja bila terjadi apa-apa dalam lingkungan pasar, saya tidak mau di salahkan, karena memang apa adanya, kami di sini tidak di beritahukan, langsung-langsung saja, jadi kami pun tidak tahu bila ada pertanyaan dari ormas,lsm dan wartawan, baiknya langsung ke dinas saja, karena Disperindag yang punya urusan.
Sebagai Pemasukan Daerah Pasar Baleendah selalu Mines 40 juta per tahun, jauh dengan sebelumnya, pemasukan sehari yang di target 3 juta lebih, saat ini hanya masuk 1,3 juta per hari, akibat kurang baiknya managemen pasar, yang selalu terkait di atas, hal hasil pasar baleendah lebih percaya setor pada orang ke tiga (external) yang bukan internal dinas atau pasar sendiri, adapun pasar hanya menarik restribusi saja, selebihnya tidak tahu, baik dana keamanan dan kebersihan, pihak UPT tidak memungut, karena sudah aturan "tuturnya.
Di Duga Kuat pihak Dinas Disperindag Soreang mengatur semuanya dari awal sampai akhir pembangunan yang cukup menelan biaya besar, karena jauh sebelumnya pembangunan kios lama tidak berfungsi dengan baik, banyak yang kosong dan tutup, dari 800 kios hanya 300an yang buka, dengan alasan pedagang sepi pembeli, dan lebih cendrung buka kaki lima.
By: Hendra Sunda Pos (Ina-Ina)