Tuesday, December 1, 2015

YAYASAN DIENUL ISLAM "SMP DI NILAI TIDAK LAYAK DALAM MENDIDIK DAN DI DUGA GELAPKAN DANA PEMBANGUNAN PERPUS"

Senin 1-12-15 pukul 11:30wib, ketika di investigasi langsung ke lapangan, lingkungan Sekolah SMP Dienul Islam yang terletak di Jl.Raya Bojong Emas Kecamatan Solokan Jeruk sedang dalam kegiatan membangun Ruang Perpus seluas 10x8 sudah berjalan 1 bulan yang lalu. Anggaran Pembangunan tersebut bersumber dari Pemerintah Kab Bandung sebesar Rp.275.000.000, dalam hal pembangunan ruang perpus tidak ada papan proyek yang seharusnya ada, guna keterangan untuk masyarakat, dalam hal ini jelas pihak sekolah menutupinya, seolah-olah itu dana pribadi. Ketika di minta keterangan terhadap pekerja, bahwa proyek ini langsung yang bertanggung jawab Kepala Sekolah atau Yayasan Dienul Islam.

Rahmat Sutomo (Kepsek) SMP Dienul Islam tidak ada di tempat, terlihat ruang kantor sepi seperti kuburan dan pintu saja di tutup, ketika itu terlihat staff Dadang (TU), setelah di tanya menjelaskan bahwa kepsek sering keluar jarang ada di ruangan, dengan dalih sibuk acara Disdik dan UPTD, dan yang lainnya lagi pulang untuk makan siang "tuturnya". Semestinya Kepala Sekolah punya dedikasi tinggi, sehingga bisa menempatkan seseorang dalam hal hubungan komunikasi publik bila tidak ditempat. SMP Dienul Islam memiliki siswa di bawah 100 orang, dengan jumlah hanya 3 kelas, sedangkan dalam jam mengajar siswa jelas sangat berantakan, sebelum jam 12:00 siang terlihat ruang kelas kosong dan sepi, sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar. Lalu bagaimana siswa-siswa ini bisa baik dalam mata pelajaran...??? Sementara tidak ada disiplin jam belajar di SMP DIENUL ISLAM.

Selasa 5-01-16 pukul 10:00wib Rohmat (Kepsek) Dienul Islam tidak terbuka terhadap staff dan tidak Koperatip, Rohmat selaku Kepsek tidak pernah memberitahukan bila dirinya ingin keluar "tutur salah satu guru. Rohmat selain kepala sekolah juga berprofesi sebagai guru SMA salah satu sekolah di majalaya.

Sepertinya kepala sekolah ini tidak peduli dengan sekolahnya (yayasan) dienul islam. Ketika di tanya guru mengenai Kepala Sekolah, lebih memilih menjawab tidak tahu, bahkan sampai no kontaknya juga tidak punya, lebih cendrung bungkam.??? Budi (guru) saat itu juga memberikan no kontak yang sudah mati dan tidak bisa di hubungi, guna di mintai keterangan, saat itu dirinya sedang santai di ruang guru. Jadi lebih dominan guru bila di tanya mengenai kepala sekolah menjawab tidak tahu, apa lagi bila di tanya mengenai pembangunan yang ada di sekolah, cendrung di arahkan pada kepsek, karena kewenangan langsung kepala sekolah "tutur guru, sampai bangunan sudah jadi.


By: Hendra (Ina-Ina)

No comments:

Post a Comment