Friday, September 7, 2018

NUSA BERSAMA CITARUM SEKTOR VI " WARGA ANTUSIAS HADIRI PENYULUHAN KESEHATAN DI JEMBATAN BIRU "

Warga seputaran bantaran sungai kali mati Bojongsoang Kabupaten Bandung berkumpul di bawah jembatan biru, berbondong bondong datang hadiri Penyuluhan Skrining Dan Kesehatan sabtu 25-08-18 pukul :09:00 wib, yang di adakan oleh Nusa Bersama Citarum bersama Universitas Indonesia, hadir tokoh masyarakat dan Kepala Desa Acep Syahrul, guna mendapatkan penyuluhan yang di adakan oleh Mahasiswa dari berbagai fakultas, ITB, UPI, UI dan Beberapa para Profesor, tak luput Dansektor VI Kol Inf Yudi Zanibar bersama dengan prajuritnya hadir dan mengawal acara sampai selesai.

Nusa Bersama Citarum dan Indohun (Indonesia One Health University Network) melakukan skrining kesehatan terhadap warga bantaran citarum. Karena bahayanya dampak dari pada gangguan penyakit, dan rentan terhadap anak-anak salah satunya penyakit gatal, batuk, dan dampak penyakit lainnya. Hal ini karena di sebabkan banyak faktor, baik dari limbah industri, sampah, dan lingkungan yang kotor, masyarakat juga harus tahu dalam mencegah itu semua, karena hidup di bantaran sungai cukup berbahaya, dan cepat terkena gangguan penyakit seperti yang di sebutkan.

Dalam acara ini hadir Shela rachma,s.ked FKUI, Universitas Indonesia Fakultas Kesehetah Publik Prof Wiko BB Adisasmito DVM, MSc, Ph.D, Irma Hutabarat dan para mahasiswa yang tergabung dalam Nusa Bersama. Menurut Shela " kita hadir di sini, dalam rangka penyuluhan kesehatan, dan sudah melakukan riset berdasarkan data warga bantaran sungai citarum, karena banyak sekali warga yang terserang penyakit kulit, baruk dll. Oleh karena itu kita bersama yang lain ingin mengenalkan cara hidup sehat dan pencegahan penyakit yang tergabung dalam Nusa Bersama Citarum " ucapnya.

Menurut Prof Wiko " kita juga hadir di sini ingin menjelaskan betapa pentingnya Sungai, Air Sumber Kehidupan, dan jangan sampai warga bantaran sungai tidak bisa merasakan merasakan kemerdekaan manfaat air, bagaimapun air harus bersih, seperti darah yang mengalir ke nadi, harus bersih, bayangkan bila darah kita yang mengalir kotor, jelas itu menjadi penyakit, begitupun air yang kita minum, bila kotor akan menjadi penyakit, reaksinya ada yang cepat atau lambat, tapi bila yang di minum atau di makan mengandung racun, tetap akan merugikan, karena timbulnya penyakit, dan kita harus menjadikan air kita bersih, dan itu tugas kita semua " jelasnya.

Sementara Irma Hutabarat angkat bicara " saya tahu betul tentang citarum yang sudah kronis, dan menjadi predikat sungai terkotor sedunia, dan saya mengalaminya, karena saya juga hidup dekat bantaran sungai citarum, yang memang terkontaminasi racun, dan ikut peduli dengan menanam Vertiver di hulu Cisanti, karena vertiver bisa mencegah sedimentasi, longsong dan menyerap racun yang masuk ke air, tanaman ini cukup multi fungsi kegunaannya dan berhasil, seperti di cisanti hulu sungai " pungkasnya.

Disisi lain Kol Yudi Zanibar Dansektor VI menjelaskan, sektor VI jembatan biru yang saat ini kita berkumpul, bahwa sungai citarum Oxbow yang di kenal kali mati, saat ini air tidak mengering, bahkan cendrung mengalir, dan ikan di sini tidak pernah kosong, karena terus berkembang biak, dan sungai di sini sangat kecil terkontraminasi dari limbah industri, dan yang terpenting masyarakat sini cukup tinggi tingkat kesadarannya, dalam menjaga sungai dan lingkungannya, sehingga mereka semua bagian dari ini semua, bersama para prajurit siliwangi  mensukseskan Citarum Harum, agar lebih baik kedepannya " tutup dia.




By : Hendra

No comments:

Post a Comment