Tuesday, November 16, 2021

SINERGITAS SEKTOR 23 DAN SEKTOR 1 DALAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DI KAMPUNG NEGLAWANGI


Kab. Bandung. IBCCNEWS - Satgas citarum harum Sektor 23/Pembibitan dan Sektor 1 Satgas Citarum Harum berkolaborasi laksanakan kegiatan konservasi lahan dalam rangka penanganan lahan kritis. Jenis tanaman yg dipilihpun adalah tanaman buah seperti alpukat, petai dan jengkol, yang bisa bermanfaat ganda disamping sebagai tanaman vegetasi untuk mencegah bahaya erosi maupun longsor juga buahnya bisa dimanfaatkan oleh warga. Pelaksanaan penanaman dilakukan secara serentak, dibantu oleh warga sekitar di Kp. Neglasari blok Pasir Munding Ds.Cibeureum Kec.Kertasari. 16/11/2021.

Kegiatan ini dilakukan dengan penuh semangat antara anggota Sektor dan warga masyarakat yang peduli akan manfaat pohon untuk menjaga keasrian lingkungan dan mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor yang selama ini kerap terjadi saat musim penghujan didaerahnya. Semua yang hadir ikut bekerja untuk lakukan konservasi hutan lahan kritis. Tampak saat itu yang hadir diantaranya Suhendro sebagai Pasiops sektor 23 pembibitan, Anang sebagai Dansub sektor 1, A.Nurdin anggota polsek kertasari, Dadan sebagai Babinsa Cibeureum, Ujang dari anggota Wanapasa(pecinta lingkungan), Agus sebagai Pokdar Kamtibmas, H. Jajang sebagai tokoh masyarakat kampung neglasari ditemani oleh warganya.

Komandan sektor 23, Wahyu mengungkapkan “Konservasi lahan dengan tanaman buah menjadi salah satu target kerja yang sudah saya canangkan diawal saya menjabat sebagai Dansektor 23 dengan metode  atau pola tanam agroforestry, dimana tanaman harus dikembangkan untuk mewujudkan hutan yang berkelanjutan”. Kata Kolonel Arh Wahyu.

Konservasi hutan adalah upaya kita sebagai manusia untuk melestarikan dan melindungi lingkungan sekitarnya serta kekayaan alam yang terdapat di dalamnya. Sebagai contoh dikampung Neglawangi ini yang selalu menjadi langganan longsor ketika musim hujan tiba. Kita tidak perlu ragu dan terus menghimbau kepada masyarakat sekitar kalau tanah dengan kemiringan begini hanya ditanam tanaman sayur seperti kol, wortel, bawang dll tanpa ada tanaman pelindung sebagai vegetasinya ya pastilah akan longsor. Apalagi disini tanah dengan kemiringan spt ini harus dibuat teras bangku biar air hujan yang turun tidak deras meluncur ke jalan. Banyak cara sebenarnya untuk memelihara kelestarian lingkungan hutan disini, yakni dengan melakukan konservasi tanah dengan tanaman buah, lanjutnya. 

Kegiatan dipimpin langsung oleh Suhendro sebagai Pasiops Sektor 23/Pembibitan, kegiatan ini di lakukan berkaitan dengan program percepatan penanggulangan kerusakan di wilayah hulu citarum khususnya dalam penanganan lahan kritis. Cara ampuh penanganan lahan kritis diinisiasi langsung yang  oleh sektor 23, sesuai petunjuk Dansektor 23 Kolonel Arh Wahyu Jiantono yaitu melakukan konservasi hutan lahan kritis dengan tanaman buah agar masyarakat tidak lagi merusak dan menebang pohon yang baru ditanam melainkan ikut memelihara dan kelak bisa memanen buahnya.. Tujuan kegiatan ini tidak lain untuk memulihkan kondisi hutan lahan kritis menjadi hutan produktif. Selain itu juga mengantisipasi terjadinya bencana erosi dan longsor atau banjir sekalipun.

Sektor 23 membantu penyediaan bibit pohon sebanyak 100 pohon alpukat miki, 30 pohon petai, dan 20 jengkol. Jenis tanaman produktif ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terlebih tanaman tersebut merupakan tanaman favorit masyarakat disini yang Insyaallah bisa membantu meningkatkan  perekonomian warga sekitar.

Penanaman pohon dilakukan secara sinergi,  oleh sektor 23 pembibitan dan sektor 1 dan seluruh elemen masyarakat di wilayah dan diharapkan menjadi bentuk kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga hutan jangan sampai gundul, karena akan sangat berbahaya untuk kehidupan. Bibit pohon tanaman buah  yang di tanam adalah hasil penyemaian sendiri  Sektor 23 yang telah dilakukan lebih kurang satu tahun lalu untuk mereboisasi hutan gundul tersebut.

No comments:

Post a Comment