Wednesday, August 5, 2015

PPLP "PELATIH" GAGAL DIDIK ATLIT PRESTASI ASSET JABAR

Senin 4-08-15 ketika dikonfirmasi Yedi Setiawan (Pelatih Karate PPLP) pukul 13:34wib di Dinas Olah Raga dan Pemuda (DISORDA) Provinsi Jabar Jl.Dr Rajiman Bandung, dirinya menjelaskan pada media, Irfan Febriana adalah Atlit Karate yang memiliki prestasi cukup bagus dibanding atlit karate yang lain, dan cukup membanggakan karena membawa nama harum Jabar.

Irfan Febriana Atlit Karate asal Kab Bandung yang cukup berprestasi beberapa piala dan medali dapat digondolnya dibebera event pertandingan mendapatkan; Juara Internasional resmi seakf di Vietnam juara 1 pada tahun 2014, Juara Nasional bes of the best MENDAGRI kadet ke 1 tahun 2013, Juara Kejurnas Nasional Inkanas juara 1 tahun 2012, Juara Nasional Kejurnas Medagri juara 1 di bali, dan pernah mengikuti Kejuaraan Dunia resmi Team Platnas Indonesia di SPANYOL, hanya terpilih 6 orang saja salah satunya Irfan Febriana, dengan nama kejuaraan WKF.

Yedi selaku Penanggung Jawab,Pelatih dan Pembinaan Atlit bidang karate diasrama PPLP Bandung tidak becus dan dinilai gagal. Siswa PPLP hanya 13 orang khusus untuk Atlit Karate, dan Irfan salah satu atlit yang berprestasi cukup bagus dari semua siswa karate. Sayangnya Irfan ditendang keluar dari PPLP dengan alasan faktor Akademis Sekolah. Di jumpai diruangan Yedi "Disorda" menjelaskan bahwa dia dikeluarkan dengan alasan pihak sekolah SMAN 6 Bandung tidak tahan menjadi guru Irfan, sehingga Irfan tidak dinaikan kelas 11, dengan dasar itu Irfan pun harus keluar dari PPLP "tutur" Yedi, karena PPLP sudah ada MOU dengan SMAN 6 Bandung yang menyebutkan, "bila dikeluarkan dari sekolah dengan faktor tidak naik kelas, maka PPLP juga harus keluar". Jelas ini jadi pertanyaan besar...?

Ketika ditanya mengenai siswanya berapa uang saku Atlit PPLP dalam masa pendidikan..? Yedi menjawab plin plan, berkisar 350-400rb/bulan, siswa mendapatkan seragam dalam masa pendidikan, seragam olah raga, sekolah dan alat tulispun dapat untuk siswa di PPLP,  untuk tinggal diasrama siswa dapat makan dan tempat yang layak, karena memang ini dibiayai oleh pemerintah dengan dana APBN. Dan ketika Atlit Cidera atau mengalami kecelakaan hanya dapat perawatan dokter umum biasa, selebihnya dikembalikan lagi oleh atlit itu sendiri atau bisa dikatakan konpesasi seiklasnya untuk atlit.

Yedi selaku penanggung jawab, pelatih dan pembinaan PPLP mengakui bahwa Irfan sangat bagus dalam prestasi karate, dan menyesal irfan harus keluae dari PPLP karena faktor sekolah, dan sudah memperjuangkan, "antara sungguh-sungguh atau tidak", yang jelas irfan hengkang. Dikarenakan banyak yang antri untuk berlomba-lomba masuk PPLP maka Irfan harus keluar, menurutnya irfan telah gagal dalam bidang akademis disekolah, apa lagi Irfan sudah pernah Cidera karena kecelakaan, walau dia seorang atlit yang sudah memberikan nama harum Bangsa dan Jabar tetap OUT, berdasarkan keputusan Sekolah dan PPLP.

Sementara Atlit menjelaskan uang saku dapat 500rb, dan kebutuhan sekolah tidak mendapatkan seragam ataupun alat tulis, dan kebutuhan Latihanpun minim di PPLP....

Perlu dipertanyakan seorang pelatih dan pembinaan yang menjadi tanggung jawabnya dalam asrama PPLP terhadap atlit diduga dalam perekrutan pelatih di PPLP tidak benar dan tidak sesuai kriteria sebagai pelatih. Yedi lebih banyak tidak tahu seputar siswa didiknya, sehingga menjadi atlit mundur untuk berprestasi.

By:Hendra (Ina-Ina)

No comments:

Post a Comment