Bandung,- Gerbong mutasi ditubuh TNI telah bergerak dan beberapa posisi strategis telah berganti. Salah satunya Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H, M.Tr (Han) yang ditujuk mengemban amanah menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) tertanggal 29 November 2018 lalu.
Lebih kurang 9 bulan menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H, M.Tr (Han) mendapat amanah baru menjadi Pangkostrad ke - 40 setelah Jenderal TNI Andika Perkasa yang kini menjabat sebagai Kasad.
Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H, M.Tr (Han) lahir di Lubuk Sikaping Pasaman Sumatera Barat 31 Mei 1963 yang merupakan abituren Akmil tahun 1986 dari Kecabangan Infanteri itu akan menyandang pangkat Letnan Jenderal.
Mengawali karier dinas kemiliterannya, Harto berdinas dilingkungan Baret Hijau Kostrad. Harto merupakan Perwira yang pawai dan berpengalaman dalam operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dengan rekam jejak prestasi gemilang.
Danton Kostrad Terbaik 1988.
Pada tahun 1988, Pangkostrad saat itu Letjen TNI Wismoyo Arismunandar menetapkan Letda Inf Besar Harto Karyawan sebagai Danton terbaik Kostrad pada Apel Danton Terpusat Kostrad di Cilodong.
Merebut Hati Milisi Eks Tim- Tim dengan pendekatan humanis, 50 pucuk senjata pabrikan ilegal diserahkan dengan sukarela kepada Yon Linud 503/Ujwala Yudha dan Kemenangan Ton Tangkas.
Selanjutnya tahun 2000 saat menjadi Danyonif Linut 502/Ujwala Yudha melalui pendekatan TNI manunggal bersama rakyat Letkol Besar Harto berhasil merebut eks milisi Tim-Tim, yang kemudian secara sukarela menyerahkan 50 pucuk senjatanya kepada Prajurit Pamtas Atambua Timor Timor.
Setahun kemudian pada 2001 Letkol Inf Besar kembali meraih prestasi, Batalyon dibawah pimpinannya berhasil meraih prestasi Juara II Pleton Tangkas se TNI AD.
Saat menjabat Dandim 0818/Kab. Malang tahun 2003, Kodim yang dipimpinnya meraih Juara I Lomba Kodim Terbaik Tingkat Madya se TNI AD.
Dalam hal OMSP, aktif melaksanakan kegiatan gebyar sosial kemasyarakatan tahun 2004, salah satunya gebyar 26 orang bersepeda di Malang.
Saat Waasops Kasdam V/Brawijaya tahun 2007, Besar menggelar gebyar sepeda 39 ribu orang dan setahun kemudian 28 ribu orang.
Saat menjabat Danpuspenerbad pada tahun 2007, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan melakukan pembenahan doktrin di satuan Peberbad.
Pada tahun 2018 menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi prestasi yang diciptakannya adalah merangkul dan mendukung IPSI Jabar, menyatukan berbagai perguruan pencak silat se Jabar dan Banten dengan merumuskan rangkaian jurus-jurus pamungkas pencak silat sebagai Bela Diri Militer Maung Siliwangi. Seiring dengan perjuangan mendaftarkan pencak silat ke Unesco sebagai salah satu warisan budaya tak benda dunia milik Indonesia. Menjadikan pencak silat Militer Maung Siliwangi sebagai salah satu kemampuan profesional Prajurit Siliwangi yang akan datang.
Menjadikan jurus-jurus pamungkas pencak silat yang merupakan warisan bangsa Indonesia sebagai kemampuan profesional prajurit petarung kedepannya.
Kiprah Sungai Citarum dimata dunia tertuju, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H, M.Tr (Han), mengajak masyarakat dalam perubahan midset dengan menjadikan Sungai Citarum sebagai Serambi Depan Rumah Kita melalui penataan revitalisasi Sungai Citarum melalui Program Citarum Harum.
Hal ini menjadikan masyarakat sadar dan suka rela membongkar dengan sendirinya rumah dan bangunan liar disepanjang bantaran Sungai Citarum. Semua itu terlaksana dengan adanya pendekatan humanis Prajurit Maung Siliwangi yang semenjak jaman perjuangan dahulu telah dikenal sangat merakyat.
Melalui pendekaatan ngadu bako dan tepas batur (saung depan rumah) sebagai kearifan lokal masyarakat sunda yang saling asah, saling asuh, saling asih dan saling mewangi.
Kini bantaran Sungai Citarum sudah menjadi ramah, sehingga masyarakat saling menikmati keindahan Sungai Citarum. Bantaran Sungai Citarum menjadi sarana bermain, rekreasi, sarana berolah raga, sebagai tempat bersosialisasi masyarakat serta taman yang indah telah difasilitasi disepanjang bantaran Sungai Citarum yang berdampak ekosistem pulih kembali.
Sikap tegasnya juga terlihat melalui tindakan pengecoran paksa terhadap puluhan saluran pabrik pembuang limbah beracun yang nasih saja membandel mencemari aliran Sungai Citarum yang kian semakin mewangi.
Diharapkan kelak 7 tahun kedepan, disepanjang Sungai Citarum akan ditumbuhi pohon bunga flamboyan yang mekar memerah indah mewangi sehingga bunga flamboyan dijadikan icon Jawa Barat.
Membawa Prajurit Siliwangi dalam kiprah kepemimpinannya, menjadikan masyarakat sebagai sadulur salembur, sadapur, sasumur dan sakasur dengan pengertian positif kedekatan Prajurit Siliwangi dengan rakyat sekitar, hidup bekerja bersama dan bermalam diteras depan rumah warga.
Kemudian menggelar event lari lintas alam Citarum Harum dengan melibatkan 50 ribu pelari dan masyarakat untuk memperkenalkan lebih dekat kepada masyarakat tentang cinta lingkungan hidup di Hulu Sungai Citarum Situ Cisanti.
Selanjutnya, menggelar Gebyar Mancing Mania Citarum Harum untuk membuka mata dunia bahwa dalam tempo 3 bulan Sungai Citarum yang dulu dikenal sebagai sungai terkotor di dunia dengan tumpukan beraneka sampah dan limbah yang mencemari, kini telah layak dipancing kembali.
Faktanya event Gebyar Mancing Mania Citarum Harum telah melibatkan lebih dari 72.540 ribu pemancing disepanjang 7 km bantaran Sungai Citarum.
Tak pelak event memancing tersebut mendapatkan prestasi dan pengakuan dari Museum Rekot Indonesi (Muri) sebagai penyelenggara pemancing yang terbanyak.
Kemudian di Hari Pahlawan 10 Nopember 2018, bersama masyarakat Jawa Barat turut memeriahkan Peringatan Hari Pahlawan dengan melibatkan 25 ribu peserta gowes sepeda santai.
Melalui konsep kearifan lokal diatas, terbukti Kodim 0603/Lebak berhasil menerima penyerahan senjata milik masyarakat sebanyak 92 pucuk, kemudian pasukan Yonif 320/BP dalam kegiatan latihan pra tugasnya berhasil mengambil hati rakyat di Lebak Banten, yang akhirnya masyarakat secara suka rela menyerahkan 32 pucuk senjata api locok miliknya kepada Prajurit Siliwangi dan hingga sampai saat ini satuan tersebut juga diterima kehadirannya diperbatasan Kalimantan Barat. Yang juga masyarakat setempat menyerahkan senjata mereka secara sukarela kepada Prajurit Maung Siliwangi yang bertugas diperbatasan sebanyak 76 pucuk .
Pendekatan humanis itu menjadikan masyarakat diwilayah perbatasan Kalbar - Malaysia meminta secara khusus kepada TNI AD agar pamtas pengganti selanjutnya tetap dari Kesatuan Kodam III/Siliwangi.
Atas permintaan masyarakat sekitar perbatasan tersebut, saat ini Yonif Raider 301/PKS telah dipersiapkan untuk berangkat tugas ke Perbatasan Kalbar - Malaysia untuk menggantikan Satgas Yonif 320/BP yang akan kembali selesai melaksanakan tugasnya.
(Pendam III/Siliwangi).
By: Hendra
No comments:
Post a Comment