BANDUNG – Terletak di kawasan Industri Pergudangan De Prima Terra Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung Sektor 6 Satgas Citarum Harum melakukan Sidak Gudang-gudang milik perusahaan industri.
Petugas TNI dari Sektor 6 juga melakukan pendataan mengenai peruntukan gudang-gudang tersebut.
Berdasarkan pentauan dilokasi, Satgas Citarum Sektor 6 menemukan gudang milik PT Multi Adira Plasindo (MAP) yang menyimpan puluhan karung limbah gilingan plastik.
Sidak yang dipimpin langsung oleh Peltu Ade Nursaiman itu, disimpulkan bahwa kawasan pergudangan di De Prima Tegalluar terdapat 200 tempat yang dijadikan pergudangan oleh perusahaan Industri.
Kendati begitu, ketika dilakukan monitoring, kawasan gudang tersebut kondisinya sangat kumuh dan banyak ceceran minyak diselokan. Terutama sampah plastik banyak berserakan.
“Saya juga melihat kawasan yang luas ini sangat kotor, ada seperti minyak lemak dan bercak lainnya, terutama sampah plastik sisa makanan dan pengendapan lumpur sedimentasi yang cukup tinggi” ungkap Ade.
Ketika melakuan sidak di gudang milik PT MAP yang bergerak dipengelolaan limbah plastik, kondisinya sangat tidak terawat dan berdebu.
Selain itu, hasil pembuangan dari proses pembersihan limbah plastik, tidak memiliki pengelolaan limbah. Padahal sangat jelas limbah plastik ini mengandung karbon. Apalagi limbah plastik ini berasal dari kabel-kabel bekas.
‘’Jadi sidak kali ini, Satgas Sektor 6 melakuan monitoring untuk mengingatkan kepada perusahaan-persusahaan yang memiliki gudang agar menjaga lingkungan,’’Kata Ade.
Selain itu, lanjut Ade, monitoring dilakukan agar perusahaan yang memiliki gudang tidak membuang limbahnya ke aliran sungai. Jika teguran ini diindahkan maka pihaknya tidak segan-segan untuk menindak.
Mendapat teguran dari Satgas Citarum Sektor 6. Perwakilan PT MAP yang bernama Michel mengaku, bahwa gudang penyimpanan limbah kabel plastik merupakan bahan baku untuk diolah kembali.
Limbah olahan kabel plastik ini sudah melalui proses penggilingan dengan berbentuk serbuk dan mudah terbawa angin.
Dia mengaku, pernah dikomplain oleh masyarakat karena sebuk limbah olahan membuat lingkungan sekitar berdebu. Namun, pergudangan miliknya sudah diperbaiki dengan menutup rapat seluruh ventilasi.
“ini debu karbon hitam yang banyak numpuk di produksi, dan itu bisa di pakai. Dulu memang debunya keluar dan pernah di komplen, namun saat ini kita tutup agar debu karbon tidak terbang ke luar, “ucapnya.
Sementara itu, untuk air cucian dan gilingan limbah kabel plastik ditampung terlebih dahulu dan dimasukan ke dalam drum dan dikirim ketempat pengelolaan IPAL.
‘’Jadi disimpan dulu di drum lalu di angkut mobil pick up keluar, kadang 1 bulan sekali, dan yang di tempat produksi yang sudah memiliki IPAL,’’ ujarnya.
‘’Untuk air yang terbawa keluar cuma dikit, dan itu air bilasan kabel plastik saja, karyawan pun sudah pernah kita kasih K3, minimal masker, namun mereka terbiasa kerja seperti itu, pakai masker katanya engap, “tambahnya lagi.
No comments:
Post a Comment